BOZZES-SEMUTHITAM.BLOGSPOT.COM

Sabtu, 26 Juni 2010

Tips-tips

TIPS MEMILIH CINCIN BERLIAN
• Cari toko permata yang terkemuka.
• Pertimbangkan jenis berlian yang anda pilih.
• Harga dan kualitas harus selaras.
• Minta sertifikat dan taksirannya.
Sumber: lifestlyle.com

TIPS MEMILIH CINCIN EMAS
• Sering-seringlah ke toko perhiasan atau melihat-lihat referensi di majalah. Jadi anda punya banyak pillihan.
• Atur budget. Anda dapat menyiapkan Rp. 3 juta – Rp. 10 juta.
• Pikirkan 20 tahun ke depan. Pastikan modelnya masih pantas hingga dua dekade berikutnya.
• Pilih model sederhana dan nyaman dipakai. Disarankan cincin warnanya putih dan bentuk berliannya bulat. Karena tidak bersudut, sinarnya lebih bagus.
• Lakukan penyesuaian akhir ukuran model disaat kondisi anda tenang dan temperatur tubuh normal. Jangan melakukannya pada pagi hari, sebab jari akan sedikit membengkak.
• Pilihlah cicin yang mudah dibersihkan, sehingga anda dapat merawatnya sendiri.
• Jika anda memilih cincin perak, hindari mengenakannya saat melakukan pekerjaan kasar atau berolahraga, karena platinum mudah tergores.
• Pilihlah toko perhiasan yang memberikan jasa pembesaran atau pengecilan ukuran cincin, pencucian dan pemolesan ulang.
Sumber: wedding.dagdigdug.com
Minggu, 20 Juni 2010

TIPS & TATA CARA MAKAN

MENTEGA

Untuk mengoleskan mentega pada roti (panggang, biasa, dan bundar) dan biscuit, gunakan pisau dan ambil mentega sedikit-sedikit lalu oleskan pada potongan roti yang akan dimakan. Jangan mengoleskan mentega pada sayur-sayuran, karena hal ini akan menyinggung perasaan si tukang masak.

MAKANAN PENGHIAS

Bila anda ditawari makanan penghias seperti seledri, korma, lobak, gunakan sendok untuk mengambilnya. Tempatkan di piring mentega atau piring makan anda, jangan langsung dimakan. Buah kurma bias langsung dimakan, bijinya dibuang pada kepalan tangan anda dan tempatkan di piring mentega anda.

ACAR

Gunakan jari-jari untuk memakan acar/asianan bila anda memakannya dengan sandwich. Bila dihidangkan dengan daging, gunakan pisau dan garpu untuk memakannya. Irisan tipis jeruk lemon bisasanya merupakan hiasan, dan bias diperas ke dalam salad jika diperlukan.

GARAM dan MERICA

Tambahkan garam dan merica bila anda telah mencicipi makanan anda. Bila anda menuangkannya sebelum mencicipi makannya, hal ini akan menyinggung tukang masak.

ROTI

Gunakan pisau roti untuk membelah roti anda dan mengoles mentega ataupun selai ke dalamnya, lalu iris dan makan menggunakan garpu. Letakkan pisau mentega di sisi kanan piring mentega dengan ujungnya menyentuh piring agar tetap bersih. Bila biscuit kecil dihidangkan, anda dapat memakannya langsung dengan tangan, tidak perlu di bagi dua.

MAKAN DENGAN TANGAN

Bila anda ragu, ikuti tata cara yang dilakukan tuan rumah. Jangan lupa menempatkan makanan di atas piring anda dengan menggunakan sendok makanan terlebih dahulu, baru makan makanan anda dengan tangan. Makanan yang bias dimakan dengan tangan adalah: jagung, ayam goring, kerang, udang laut, sandwich, kue kering, buah-buahan tertentu dan biasanya pada acara tidak resmi.

SANDWICH

Jangan lupa bahwa sandwich kecil makan menggunakan tangan, sedangkan yang besar dan panas harus dipotong dengan pisau dan dimakan dengan garpu.(ALINE)

Sumber: Nova (no. 1022/XX)

Jumat, 18 Juni 2010

Obat Emas


(Rahasia Pengobatan dari Emas)

Emas adalah perhiasaan dunia dan keindahan di alam wujud ini, dan jenis logam paling stabil dan paling mulia.

Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi bahwa Nabi memberi keringanan kepada Arfajahbin Sa’ad saat hidungnya terpotong, untuk menggantinya dengan emas. Berkenaan dengan ini, kalangan ahli hadits hanya memiliki satu hadits ini saja.

Di antara keistimewaan emas adalah apabila dipendam dalam tanah, tidak akan rusak karena unsur bumi dan tidak akan berkurang sedikitpun. Unsur dinginnya bila di campur dengan obat-obatan akan mengandung khasiat juga mengobati lemah jantung dan goncangan yang terjadi karena unsur tertentu. Berkhasiat juga mengobati gangguan jiwa, kesedihan, kemurungan, ketakutan, dan penyakit asmara. Khasiat lain adalah menggemukkan badan dan menguatkan tubuh, menghilangkan penyakit kuning serta memperindah warna kulit, berkhasiat juga mengatasi kusta serta seluruh jenis penyakit karena unsur hitam. Bisa juga berkhasiat bila dicampurkan dengan obat penyakit musang dan penyakit ular bila diminum dan dibalurkan. Bisa juga memprkuat dan membersihkan mata, bisa mengobati banyak jenis penyakit mata serta memperkuat oragan-organ tubuh.

Bila dibiarkan beberapa saat dalam mulut bisa mengatasi uap busuk. Bila seseorang menderita penyakit yang harus di obati dengan kayy, bisa dilakukan kayy tersebut dengan emas. Tidak akan berbekas dan akan sembuh dengan cepat. Bila serbuknya digunakan sebagai celak, bisa memperkuat dan menjernihkan pandangan mata. Kalau digunakan sebagai cincin dengan emas itu sebagai matanya, lalu dipanaskan dan disetrikakan ke tulang sayap burung merpati, burung itu akan jinak dan mudah dilatih, tidak akan pergi kemana-mana.

Emas juga memiliki keistimewaan dan khasiat yang ajaib untuk menguatkan jiwa. Oleh sebab itu diperbolehkan digunakan dalam perang dan untuk dijadikan bagian dari senjata. Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari hadits BUraidah Al-Ashri, “Pada hari penaklukkan kota Mekkah, Rasulullah memasuki kota dengan membawa pedang yang sebagiannya terbuat dari emas dan perak.

Emas adalah benda yang amat disukai setiap orang. Siapa saja yang mendapatkannya, hatinya pasti senang, lebih daripada bila ia mendapatkan benda-benda lain di dunia ini. Allah swt. berfirman: “Dijadikan indah pada (pandangan)manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang”.(Q.S. Ali Imran: 14)

Sumber : Metode Pengobatan Nabi (Griya Ilmu)

Senin, 14 Juni 2010

Anak Baru Ibu Rani

(by ; bozzes)

Tok…tok…tok.

“assalamu’alaikum”.

Suara ketokan pintu dengan salam yang keras beberapa kali Ibu Rani dengar. Ibu yang sedang mencuci pakaian bergegas membuka pintu.

“wa’alaikum salam” sahut Ibu Rani.

“Ibu, Ibunya Rani?” tanya seorang laki-laki asing yang ternyata seorang tukang ojek.

“iya, betul. Ada apa ya?” kata Ibu Rani.

“anak Ibu”.

“ada apa dengan anak saya?”.

“anak Ibu kecelakaan. Dia sedang dibawa kerumah sakit. Dan sepeda motornya rusak parah”. Jelas si tukang ojek.

“haah. Cepat bawa saya kerumah sakit!”.

Dengan keadaan panik Ibu Rani dibawa oleh tukang ojek yang menjadi saksi kecelakaan tersebut. Karena terlalu panik, Ibu Rani lupa dengan pakaian yang dicucinya, dan rumah yang tidak terkunci. Dengan hanya memakai daster, Ibu Rani pergi kerumah sakit. Sepanjang jalan Ibu Rani hanya bisa menangis memikirkan anaknya.

* * * *

“Rani.Rani. Rani”. Teriak Ibu Rani sambil menangis melihat anaknya tidak sadarkan diri.

“ma’af, Bu. Ini ruang intensif. Jadi, Ibu dilarang masuk. Mohon tunggu diluar!”. Kata seorang suster yang menangani Rani.

Ibu Rani terus menangis. Ia tidak menyangka akan ada cobaan seperti ini dihidupnya. Ibu Rani tidak mengerti ini bisa terjadi.

Menurut tukang ojek tadi. Rani berkendara sambil memakai handphone. Rani tidak melihat ada mobil pick-up di depannya yang berhenti mendadak. Ia pun menyenggol bagian kanan mobil tersebut dan terjatuh. Malangnya, helm Rani terlepas dan kepala Rani terlindas oleh pengendara sepeda motor lain.

“saya mau bicara dengan kerabat dari saudari Rani Juliani”. Kata seorang doktor yang memeriksa Rani.

“saya. Saya Ibunya. Bagaimana keadaan anak saya, dok? Dia tidak apa-apakan?” tanya Ibu Rani yang panik.

“ma’af, Bu. Anak Ibu mengalami pendarahan yang cukup parah. Banyak gumpalan darah di otaknya. Tengkorak belakangnya pun retak. Jadi anak Ibu harus segera dioperasi. Saya minta persetujuan dari Ibu”. Kata doktor.

“silakan, dok. Asalkan anak saya selamat”.

“tapi, Ibu harus melengkapi administrasinya terlebih dahulu”

“apa yang harus saya lengkapi?”

“salah satunya Ibu harus membayar biaya operasi. Silakan Ibu menuju bagian administrasi rumah sakit!”.

* * * *

Pukul 10.46 Rani masuk ruang operasi. 2 orang doktor dan 3 orang suster ikut menemani Rani didalam ruangan yang penuh peralatan medis. Ibu Rani hanya bisa melihat dari kaca dipintu ruangan.

Ibu Rani menelpon Ayah. Mengabarkan peristiwa tragis yang dialami anaknya. Anak semata wayang yang harus mengalami kecelakaan. Ayah Rani tiba. Dan ternyata Ayah Rani datang bersama Azhar yang diusir Ayah tirinya. Melihat Azhar, Ibu teringat permintaan Rani tadi malam.

“Ayah. Apa Ayah ingat dengan permintaan Rani tadi malam?” tanya Ibu sambil mengusap air matanya.

“permintaan yang mana ya, Bu?” kata Ayah bingung.

“itu, Rani kan bilang, bagamana kalau Azhar tinggal dirumah kita. Tinggal bersama kita!” kata Ibu sedikit berbisik.

“o, iya. Rani pasti senang sekali kalau melihat Azhar kita bawa ke rumah. Terus, bagaimana keadaan anak kita sekarang?” tanya Ayah.

“kata doktor parah. Dan sekarang sedang dioperasi” jawab Ibu.

* * * *

6 jam berlalu. Ayah Rani dan Azhar tertidur bersampingan. Mereka berdua terlalu lelah menunggu. Sedangkan Ibu Rani, kembali bersimbah air mata membasahi sajadah dengan berdo’a setelah salat ashar. Namun, disaat kembali, Ibu Rani melihat Ayah menangis. Ibu Rani mulai khawatir, Ia takut ini adalah pertanda buruk dari sebuah berita buruk.

Tenyata yang di sangka Ibu Rani benar. Operasi yang dilakukan tidak menemui hasil, karena terlalu banyak penyumbatan darah di otak Rani. Dan Rani pun meninggal dunia. Jantung Ibu Rani pun berdetak tak beraturan dan dadanya menjadi sesak. Penglihatannya seakan masuk ke sebuah ruangan gelap yang pekat dengan warna hitam. Kakinya lemas. Seketika itu pun Ibu Rani pingsan, tak berdaya menahan beban batin yang dialaminya.

* * * *

Besok harinya, setelah salat dzuhur Rani di makamkan. Rani di makamkan berdampingan dengan pusara Kakek dan Neneknya dari Ibunya. Ibu Rani meneteskan air matanya di atas tumpukan tanah makam anaknya.

“Tante. Tante yang sabar, ya! ka’ Rani psati sekarang sedang menuju surga. Mungkin Allah sangat menyayangi ka’ Rani, jadi ka’ Rani lebih dulu kembali.” Kata Azhar dengan polos.

Kata-kata Azhar menggetarkan hati Ibu Rani. “iya. Azhar jangan panggil Tante lagi! Sekarang Azhar panggil Tante dengan sebutan Mama saja!” kata Ibu Azhar.

“tapi, Tante ngga akan mukulin Azhar, kan?” tanya Azhar.

“tentu saja tidak. Mama akan menyayangi Azhar seperti Mama menyayangi ka’ Rani.”

“Oke deh, Mama. Tapi Mama jangan nangis lagi, ya!” pinta Azhar.

Meskipun Ibu kehilangan anak semata wayangnya, namun Ia tetap bisa tersenyum, karena kini Ia mendapatkan pelipur lara yang menggantikan Rani Juliani di hatinya. Azhar pun kini memiliki orang tua yang menyayanginya. Dan mendapat kebahagiaan dari mereka.

Setelah aku bersantai

Aku harus merangkak lagi untuk menggapainya

Setelah aku menggapainya

Aku kembali merangkak untuk menggapainya

Hidup selalu berputar

Tak pernah ada yang akan abadi

Jangan terlalu kuat mengikat cinta

Karena yang dicintai pasti akan pergi

Dan akan sulit melepaskannya

Ingatlah, sesuatu yang hilang akan ada gantinya

Selasa, 01 Juni 2010

Rani Juliani

(by ; Bozzes)

Malam hari ketika Rani akan membuat susu hangat, ia mendengar perbincangan kedua orang tuanya yang berada didalam kamar.
“kita harus mengatakannya sekarang juga, Pak” desak Ibu Rani.
“itu bukan hal yang mudah untuk dikatakan. Kita juga harus memikirkan perasaan anak itu dan janji kita kepada orang tuanya.”sahut sang Ayah.
“tapi kalau tidak sekarang kapan lagi?” tanya Ibu.
“nanti juga akan Ayah katakan. Kalau...”
“kalau anak itu, anak tiri” sambung Ibu.
Rani terkejut mendengar pembicaraan orang tuanya. Ia tidak menyangka kalau dia bukan anak kandung dari orang tua yang sangat ia sayangi.
Waktu menunjukkan pukul 23.12 malam itu, tapi Rani belum bisa tertidur meski susu hangatnya telah habis. Rani terus saja terbayang-bayang dengan apa yang dia dengar. Meski begitu karena tubuhnya terlalu lelah, ia pun tertidur dengan lelap, sejenak melepaskan beban pikirannya.
****
Pukul 06.37 subuh, terdengar....
“Rani. Rani. Rani. Cepat bangun. Sudah siang, nanti kamu terlambat masuk sekolah!”, Ibu membangunkan Rani dari luar kamar.
“Iya. Rani sudah bangun, kok” sahut Rani.
Rani pun bergegas ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya dari aroma malam yang telah ia lewati dengan nyenyak dari dalam mimpi. Ia teringat kembali dengan kejadian malam tadi.
“apa aku benar anak tiri? kalau aku anak tiri, siapa orang tuaku? Dan juga dari mana asalku?” bicaranya dalam hati.
“apakah dulu aku bayi yang ditelantarkan orang tuaku?” ucapan yang tanpa sadar keluar dari bibirnya.
Rani terus memikirkannya seakan tiada tempat untuk pikirannya yang lain. Dari sarapan, saat diperjalanan dengan motornya kesekolah, hingga bel masuk kelas berbunyi, hanya hal itu saja yang menghantuinya pikirannya. Rani terlihat murung, dan nyaris tanpa ekspresi di wajahnya. Ia pun tidak memperhatikan ketika pelajaran matematika di jelaskan oleh gurunya. Sampai waktu istirahat tiba, ia hanya bengong di kantin.
Rani tidak memperhatikan sekelilingnya. Ia tidak sadar bahwa bel masuk sudah berbunyi, dan kantin sudah sepi. Tidak ada lagi siswa SMP Harapan Negri yang terlihat nongkrong dikantin.
“hey, kamu ngga masuk kelas, nanti dimarahin gurumu?” suara yang mengagetkan yang ternyata dari Ibu kantin.
“haah.” Rani terkejut.
“ Kenapa Ibu baru bilang sekarang?” sambung Rani.
Rani bergegas ke kelasnya berharap belum ada guru yang masuk di kelasnya. Namun sepertinya takdir berkata lain. Pak Umar yang dikenal murid-murid sebagai guru yang mengerikan duduk dikursi guru depan kelasnya.
“ma’af, Pak. Saya terlambat” kata Rani.
“kenapa kamu terlambat? Kamu mau membolos di pelajaran Bapak? Kamu tau tidak hari ini kita melaksanakan ulangan bulanan? Kamu tau akibatnya kalau tidak ikut ulangan dengan saya? Kamu tidak akan naik kelas! Kamu ini, membuat yang sedang mengerjakan ulangan terganggu” interogasi Pak Umar.
“ma’af, Pak. Tadi saya tidak mendengar bel berbunyi, makanya saya terlambat” sahut Rani.
“ma’af. Ma’af. Bagaimana bisa kamu tidak mendengar suara bel sekeras itu, yang lain saja mendengar. Kenapa kamu tidak? Mau membohongi Bapak?” tanya Pak Umar.
“saya sedang ada masalah, Pak” jawab Rani.
“masalah, masalah apa? Bapak tidak mau tau. Kamu Bapak hukum menyalin bab 5 tentang zat adiktif, dan besok jam pertama harus ada di meja Bapak. Sekarang silakan kamu duduk di luar kelas!”
Batin Rani seakan banjir oleh air mata. Belum lagi masalahnya di rumah selesai, sekarang ia tidak diizinkan ikut ulangan dan harus menyalin 13 lembar dalam waktu kurang dari 1 hari.
****
Rani memacu motornya untuk pulang kerumah. Diperjalanan ia merasa sangat lapar. Karena memang waktu istirahat ia tidak sempat makan siang, sebab Rani mengisi waktu istirahat keduanya dengan menyalin buku Sainsnya. Dengan membeli roti di warung pinggir jalan dari sisa uang sakunya, Rani berharap bisa menghilangkan rasa lapar yang di deritanya.
Setelah selesai makan dan minum, Rani kembali menaiki motornya untuk melanjutkan perjalanan pulang. Tiba-tiba, baru saja setengah perjalanan pulang. Rani kehabisan bensin, ia lupa mengisinya tadi pagi.
“gawat. Gimana nih? Uang sakuku tinggal 2000, habis aku belikan makanan tadi” ucap Rani.
Rani pun panik, ia tidak tau harus berbuat apa. Siang yang panas membakar kulit Rani dipinggir jalan yang penuh polusi. Ditambah lagi ia harus mendorong motornya. Sehingga mengalir sangat keringat di tubuhnya. Tidak mungkin ia mendorong motornya ke rumah, karena masih sangat jauh.
Namun, terpikir sebuah ide dari keruhnya pikiran Rani. Ia berhenti di sebuah pengecer bensin yang di jaga oleh seorang Ibu yang menggendong anaknya.
“Bu. Apa saya bisa membeli bensin. Tapi Cuma 2000 aja. Soalnya uang saya udah habis, tapi rumah saya masih jauh dari sini. Boleh ya, Bu” pinta Rani.
“kasian sekali kamu, nak. Ini biarlah, Ibu memberi 1 liter untukmu” sambil menuangnya ke tangki motor Rani.
“makasih banyak, Bu”.
“iya. Siapa namamu?”
“Rani, Rani Juliani. Ma’af sudah merepotkan Ibu”
“ ngga papa, Ibu senang bisa membantu. Nama kamu seperti orang yang di beritakan di tv”. Canda Ibu penjaga warung bensin itu sambil tersenyum.
Rani melanjutkan perjalanan pulang.
Sesampainya dirumah yang tidak ada orang sama sekali, kecuali Rani. Memang, orang tuanya baru pulang kerja jam 5 sore, tapi jika jalan macet sekitar jam 7 sore baru bisa sampai kerumah. Dengan rasa capek, Rani menyelesaikan tugas menyalinnya.
Hampir setengah 6 sore, orang tuanya belum pulang, tetapi tugasnya sudah selesai. Mungkin karena terlalu capek. Rani pun tertidur.
****
Pukul 19.04, orang tua Rani datang.
“mana anak kita, Yah?” tanya Ibu Rani.
“mungkin dia tidur dikamarnya. Dia pasti kecapekan disekolah tadi” jawab Ayah.
“ya sudah, kita makan duluan saja” ajak Ibu.
Saat orang tua Rani sedang makan malam. Rani bangun dari alam mimpi dan langsung menuju ruang makan. Rani mengambil air minum. Lalu duduk bersama Orang tuanya. Namun, Rani hanya melamun menatap meja makan dengan tatapan kosong.
“Rani. Kamu tidak makan? Apa kamu tidak lapar?”tanya Ibu.
Rani hanya diam dan membisu.
“Rani. Rani. Kenapa kamu melamun?”tanya Ayah
“e..e..ngga papa, kok” jawab Rani dengan terbata-bata.
“hayo. Kamu lagi mikirin apa? Mikirin cowok, ya?” canda Ibunya.
“ngga, kok. Bu. Ibu ini ada-ada saja.”
“terus kenapa kamu melamun?” tanya Ayah.
Rani kembali terdiam. Rani ingin menanyakan soal kejadian malam itu, tapi ia tidak berani untuk menanyakannya. Mungkin Rani takut dengan jawaban yang akan ia dapat. Ia masih belum percaya dengan apa yang ia dengar malam itu. Dan ia takut apabila hal itu benar-benar terjadi.
“kenapa, Rani?” Ayah menanyakannya kembali.
Rani pun memberanikan diri untuk bertanya. Meskipun ia masih takut.
“kemarin malam, Rani lewat didepan kamar Ayah dan Ibu. Rani mendengar pembicaraan kalian. Tentang anak tiri itu, apa benar Rani anak tiri? Lalu Rani anak siapa?” kata Rani lirih.
Ayah dan Ibu saling bertatapan, seakan mereka tidak percaya dengan apa yang dikatakan Rani.
“kamu menguping pembicaraan ayah dan Ibu, ya?” tanya Ayah.
Belum lagi Rani menjawab pertanyaan itu. Ia malah bingung melihat Ayah dan Ibunya tiba-tiba tersenyum. Rani jadi terdiam.
“sebenarnya yang kami bicarakan bukanlah kamu Rani, kamu itu asli dari Ayah dan Ibu. Kamu anak Ibu satu-satunya yang paling Ibu sayangi” kata Ibu yang menambah kebingungan Rani.
“lalu siapa anak yang kalian maksud?” tanya Rani.
“dia adalah Azhar. Dia diangkat menjadi anak oleh teman kerja Ayah dan Ibu. Namun, Azhar sering dimarahi dan dipukul oleh orang tua angkatnya tanpa alasan yang jelas.” Kata Ayah.
“Azhar sering bertanya kepada Ibu, kenapa dia selalu diperlakukan seperti itu.” Sambung Ibu.
“jadi si anak tiri itu bukan Rani!” seru Rani dengan kembali gembira.
“iya. O.iya. Ayah membelikanmu jam tangan. Supaya kamu tidak lupa waktu dan terlambat bangun tidur. Ini” kata Ayah sambil memberikan jam tangan baru Rani.
“makasih, Yah”kata Rani bahagia.
Rani pun bisa kembali tidur nyenyak, dan tidak ada lagi pikiran-pikiran yang memenuhi otaknya selama seharian tadi.
****
“Rani. Kayaknya kamu lagi bahagia banget. Kemarin aja, kamu murung sampai ngga dengar bel. Memangnya ada apa?” tanya Indah, teman dekatnya Rani.
Rani pun menceritakan apa yang diceritakan didalam cerpen ini tanpa ada ketinggalan satu kejadian pun, apalagi sampai mengubah isi cerita. Rani pun mengakhiri ceritanya dengan sebuah senyuman, dan di balas dengan senyuman pula oleh Indah.

ANDA TAMU KE...

WAKTU ANDA

TANGGAL ANDA

TENTANG AKU

Foto Saya
Bozzes Comique
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia
Kata temen-temenku, aku orangnya lucu, narsis, juga bijaksana kalo disana, tapi kalo mau tau lebih jelasnya tanya aja sama temen-temenku !
Lihat profil lengkapku

MY PIC

MY PIC

MENANG

MENANG
nostalgia SLTP

Pelajaran Paling Sulit ?

tvOne news

SEPAKBOLA

PENGIKUT