BOZZES-SEMUTHITAM.BLOGSPOT.COM

Jumat, 28 Mei 2010

Mungkin Ini Terkhir Kalinya

“Andi ayo pulang. Sudah mulai sore!”

“Oke, Yah.” Jawabku mendengar suara Ayah yang mengejutkanku saat bermain komputer di meja kerjanya. Dan memang benar, jam sudah menunjukkan pukul 5 sore.

Kami pun berjalan keluar kantor Ayah. Ketika dihalaman kantor Ayah, kami melihat 2 tukang becak yang baru kali ini mangkal. Salah satunya menawarkan untuk mengantar pulang, tetapi Ayah menolak.

“Ayo, Pak. Nggak apa-apa. Soal ongkos gampang ! sekalian buat penglaris.” Kata tukang becak dengan sedikit memaksa. Dan Ayahku pun mau.

Sebenarnya, memang sudah lama aku tidak naik becak, jadi kebetulan. Tetapi aku heran. Kenapa jalannya beda, kata ku dalam hati. Ternyata Ayah pun merasa demikian. Keherananku bertambah, karena kami masuk ke sebuah komplek yang tidak aku kenal.

“Rumah Bapak yang mana ?, ini kan kompleknya ?”

“Bukan,” kata Ayah. “Yang ingin kami tuju komplek Persada Mas. Ini salah “ lanjut Ayah.

“Tadi Bapak bilang Perdana Mas.” Sahut tukang becak.

“Saya sudah jelas menyebutkan Persada Mas.” Jawab Ayahku.

Tukang becak pun membalikkan arahnya. Perjalanan pun semakin lama. Padahal aku dan Ayahku ingin naik taksi. Tapi sudahlah, kata ku lagi dalam hati.

Setelah hampir 1 jam, akhirnya sampai di komplek kami.

“Rumah saya blok F nomor 18. Setelah simpang 4 belok kanan.” Ayah mengarahkan.

“Yang ini, Pak ?” Tanya tukang becak.

“Iya,” jawab Ayah. Lalu mengeluarkan uang Rp. 10.000, untuk ongkosnya seperti yang sudah di sepakati sebelumnya.

Namun tukang becak menolak, dan minta ditambahkan menjadi Rp. 50.000. karena sebelumnya sudah sepakat Rp. 10.000. Ayah pun tidak mau memberikannya. Terjadilah keributan antara Ayah dan tukang becak.

“Tadikan saya nggak mau diantar. Tapi Bapak memaksa untuk mengantarkan.” Kata Ayah.

“Tapi tadi salah jalan dan harus memutar jauh. Jadi ongkosnya juga ditambah,” sahut tukang becak.

“Itukan salah Bapak sendiri tidak mendengarkan dengan baik saat saya menyebutkan alamatnya.” Kata Ayah lagi.

Aku hanya diam menyaksikan Ayahku berdebat dengan tukang becak. Karena Ayah tidak kunjung memberikan uang yang diminta, tukang becak geram dan mengambil pisau belati yang dibawanya. Lalu menodongkannya ke arah Ayah. Aku terkejut.

“Toloooong !” teriakku sambil berlari mencari pertolongan. Aku bertemu dengan satpam komplek dan memintai tolongnya. Lalu satpam itu melerai Ayah dengan tukang becak yang sedang berkelahi.

“Anda bisa di penjara karena membawa dan menodongkan senjata tajam.” Kata satpam.

Setelah di musyawarahkan. Tukang becak tadi meminta ma’af. Dan Ayah mau memberikan ongkos lebih, namun hanya Rp. 25.ooo. tukang becak menerimanya, lalu pulang. Ayah berterima kasih kepada satpam karena telah membantu.

Besok harinya, Ayah membelikanku baju sebagai ucapan terima kasih padaku. Dan Ayah bercerita, bahwa2 tukang becak itu tidak ada lagi di kantornya. Aku pun berniat tidak naik becak lagi. Kalau bisa…

0 komentar:

Posting Komentar

ANDA TAMU KE...

WAKTU ANDA

TANGGAL ANDA

TENTANG AKU

Foto Saya
Bozzes Comique
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia
Kata temen-temenku, aku orangnya lucu, narsis, juga bijaksana kalo disana, tapi kalo mau tau lebih jelasnya tanya aja sama temen-temenku !
Lihat profil lengkapku

MY PIC

MY PIC

MENANG

MENANG
nostalgia SLTP

Pelajaran Paling Sulit ?

tvOne news

SEPAKBOLA

PENGIKUT